Kali ini codot meninggalkan sesuatu yang besar: biji durian. Kalau biji sih masih mendingan dibandingkan kotoran diare yang merusak cat mobil.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Klothak! Suara benda jatuh itu keras melebihi malam-malam lain, menimpa bagian belakang kap mobil yang saya tutupi koran, lalu disusul klothak ringan suara benda menjauhi lantai carport. Tadi pagi saya dapati ada pongge, biji durian, sumber suara yang dibawa oleh codot (Cynopterus titthaecheilus) atau kelelawar buah.

Musim kemarau belum datang, maka selama musim hujan basah lembap ini pucuk atap carport saya menjadi tempat persinggahan codot. Ada palang untuk bergelantungan sambil mengotori mobil, dari berak sampai kencing dan mungkin melepeh biji.

Jejak kotoran codot merusak cat, apalagi yang seperti diare, harus dibersihkan dengan pasta khusus Turtle Wax. Jika koran penutup bergeser karena tiupan angin, ya berarti kap mobil menjadi padang perberakan.

Di satu sisi gangguan codot itu menyebalkan, namun di sisi lain bagus karena merupakan bukti masih cukup pohon dan buah di sekitar saya. Sama seperti dulu di Langsat, Jaksel, saya membiarkan tahi beraneka burung mengotori mobil saya karena itu merupakan bukti lingkungan masih lumayan. Bedanya, tahi burung tak segalak tahi codot.

Foto codot: Wibowo Djatmiko, Wikimedia Commons (CC BY-SA 3.0)

Pemutakhiran (25/4/2021): Menurut seorang tukang yang menutup teralis favorit codot, biji buah itu bukan ponggé (biji durian) melainkan biji buah palem

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *