↻ Lama baca 1 menit ↬

Judul dan ringkasan berita Kompas yang abstrak

Bacalah judul. Untuk pembaca sasaran Kompas sudah pas. Lalu bacalah ringkasan sebelum paragraf. Bagi saya abstrak. Ini berita, bukan artikel opini lho.

Yah, itu kesan saya sepintas karena pagi ini koran saya terima dalam keadaan terlipat. Posisi ruang berita yang vertikal membuat saya berpikir seperti pada awal tulisan.

Padahal setelah lipatan koran saya buka, tampaklah konten visual di bagian bawah, menunjukkan argumentasi terhadap judul dan ringkasan. Ada empat contoh kasus.

Infografik di Kompas sebagai penunjang argumentasi

Apa masalah saya? Nggak ada. Bukan saya yang bikin apalagi memiliki penerbit koran itu. Sambil ngeteh saya cuma membatin alangkah repotnya mengemas berita di media cetak. Ada soal bahasa. Ada perkara tata letak.

Kenapa konten visual yang mendukung judul dan ringkasan tidak ditaruh di atas? Hohoho, ini soal kenyamanan mata pembaca. Satu halaman depan berisi lima kaveling informasi. Berita penegakan hukum memberantas korupsi bukanlah halaman tinggal seperti dalam situs web dengan teks dalam HTML.

Layout Kompas bagus tapi merepotkan ketika koran dilipat

Maka lihatlah tata letak koran di halaman pertama. Lengkap dengan jejak lipatan. Anggap saja isi teksnya lorem ipsum semua.

Lalu? Apakah enak di mata jika Kompas menjejalkan konten visual di bagian atas, yakni infografik berupa pendindakan tipikor (dengan risiko gambar terpotong lipatan), jejer foto berita utama dermaga Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi?

Mengemas berita di media cetak memang memang merepotkan. Soal bahasa, teks, dan keterbatasan ruang sudah menjadi hukum — sama terbatasnya dengan durasi dalam media penyiaran.

Ketika mata pembaca terbiasa dengan konten berita dalam peramban di ponsel, soal judul berita, excerpt, dan layout dalam contoh di sini seperti meminta solusi. Maksud saya bukan jawaban, “Kalo kertas ya dinikmati sebagai kertas, soalnya versi online di Kompas.id kan nggak begini, kecuali di e-paper.”

Akan tetapi di sisi lain saya membatin, koran Poskota dengan tata letak sirkus seperti membiasakan pembaca dengan umumnya sajian halaman depan berita daring maupun halaman indeks. Hanya mengutamakan judul, ringkasan, dan gambar.

¬ Soal lain: apakah media berita daring harus mengikuti gaya penjudulan koran cetak yang jatah karakternya dibatasi oleh matris cetak sebelum era desktop publishing? Maksud saya apakah harus selalu “anti-awalan me” untuk menghemat huruf?

2 thoughts on “Menimbang bahasa berita dan tata letak koran

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *