Nggak perlu ruang tamu

Rumah kecil di kota besar tak butuh ruang tamu bersekat karena orang malas bertamu akibat jarak tempuh dan kerepotan parkir. Cukup ketemu di kedai kopi sajalah.

▒ Lama baca < 1 menit

Orang kota besar dengan rumah kecil tak perlu ruang tamu

Mewarisi rumah tinggalan orangtua, yang selesai dikontrak orang, Bungin menanya soal desain renovasi rumah. “Tanya arsitek saja,” jawab Kamso.

Bungin ngèyèl, minta masukan. Kamso bilang, yang penting cahaya alami memadai, sirkulasi udara bagus, untuk rumah di atas lahan 102 meter persegi pakailah perabot kompak, bila perlu hasil kustomisasi. Klise sih.

Kamso sekalian membual, “Nggak usah bikin ruang tamu yang disekat tembok, sayang kalo nggak kepake. Zaman belum pendemi aja orang jarang bertamu. Lebih praktis ketemu di kedai kopi, nggak repot jarak, tol, dan parkir. Motor parkir aja bikin sesak jalan apalagi mobil, ngganggu tetangga.”

Pemuda 30 tahun itu berbinar. Dia jentikkan jempol dan jari tengah sampai bunyi takkk.

“Bener, Oom. Tamu di rumah papa mama cuma orang dekat, ngobrol di ruang keluarga atau meja makan. Lebih penting teras buat nerima tetangga karena pasti sebentar. Bisa ngerokok pula.”

¬ Gambar praolah: Amazon, Unsplash

4 Comments

junianto Minggu 21 November 2021 ~ 12.46 Reply

Bener, nggak perlu ruang tamu.

Di rmh saya, ruang tamunya sempit, kemudian ditaroh sebuah amben besi yg diisi kasur springbed. Tiada kursi tamu.

Tamu, termasuk tetangga, ditemui di teras yg tampias kalau hujan.

Pemilik Blog Minggu 21 November 2021 ~ 12.51 Reply

Di mana-mana gitu. Kalo orang dekat ya ngobrol di meja makan.

junianto Minggu 21 November 2021 ~ 17.23 Reply

nah, di rmh sy nihil meja makan😁 ini serius. kadi, misal makan bersama bertiga (saya, istri dan cowok ragil), kami nglesot di lantai, di antara TV dan amben besi.

Pemilik Blog Minggu 21 November 2021 ~ 17.44

Sekarang juga lumrah, bukan karena kahanan tapi pilihan. Yang penting nyaman.

Tinggalkan Balasan