Kebetulan saat Natalan

Ketika sebagian Muslim mengemas ajaran Islam berwajah garang, sehingga membuat non-Muslim cemas, buku dalam gaya pembahasan awam ini menyejukkan.

▒ Lama baca < 1 menit

Buku bagus tentang teladan Nabi Muhammad dalam hubungannya dengan agama lain

Saya memesan buku ini 19 Desember, secara PO, tiga hari sebelum Jokowi mengganti enam menteri, termasuk menteri agama.

Siang ini ketika akan mengawali posting tentang Natal tanpa banyak tamu selama 20 tahun terakhir*, buku itu datang. Saya memesan dua eksemplar. Satu untuk saya sendiri, satunya untuk hadiah Natal bagi seseorang di gereja saya.

Ada dua kebetulan bukan? Kebetulan pertama: saya meminati buku sebelum Gus Yaqut jadi menag, lalu secara ex officio maupun pribadi mengucapkan selamat Natal melalui video dan kemudian mengunjungi Gereja Blenduk (GPIB Imannuel) di Semarang, Jeteng.

Kebetulan kedua: buku datang, dan isinya seperti yang saya bayangkan, karena saya kadang juga membaca Islami.co, ketika saya memulai menulis Natal dengan ucapan tak sebanyak dulu.

Saya kerap ditanya bagaimana perasaan saya ketika ucapan Natal, dan kunjungan tamu, selama 20 tahun terakhir tak sebanyak sebelumnya.

Bagi saya tidak apa-apa. Mereka yang dulu mengucapkan, kemudian berubah tidak mengucapkan, itu melakukannya bukan karena membenci maupun membenci kami sekeluarga. Tetapi karena suatu pemahaman yang bukan wilayah kami untuk menghakimi.

Hal yang lebih utama ya ini: hubungan tetap baik, silaturahmi terjaga, bisa saling memahami serta bekerja sama. Itulah keseharian yang kami alami dan jalani.

Tentu masih banyak teman dan saudara non-Kristiani yang tetap mengucapkan selamat Natal kepada saya dan keluarga. Itu semua kami syukuri.

Apakah buku tipis dalam kemasan ngepop ringan ini secara khusus membahas ucapan Natal? Tidak. Hal itu sudah dibahas dalam situs Islami.co. Di sana ada sejumlah artikel seputar Natal.

Buku ini bagi saya sedang mengingatkan ulang, dengan contoh, bahwa Islam adalah jalan damai, rahmat bagi seluruh alam. Kanjeng Nabi Muhammad menjadi teladan.

Ketika sebagian Muslim di Indonesia mengemas ajaran Islam berwajah garang, sehingga membuat Muslim lain maupun non-Muslim cemas, buku dalam gaya pembahasan awam ini menyejukkan.

Ya, adem, bikin nyaman, seperti Pak Quraish Shihab menjelaskan ihwal Perjanjian Najran dalam kanal Shihab & Shihab di Youtube.

  • Judul: Persahabatan Rasulullah SAW dengan Pemeluk Agama Lain
  • Penyunting: Hengki Ferdiansyah
  • Kata pengantar: Savic Ali
  • Penerbit: Islami.co, Jakarta, Desember 2020
  • Tebal : x + 82 halaman
  • Harga: Rp49.000

*) Terutama ketika kami tak mudik Natal dan tahun baru

2 Comments

Zam Sabtu 26 Desember 2020 ~ 17.20 Reply

selamat natal, paman! semoga senantiasa dama dan sehat selalu!

Pemilik Blog Sabtu 26 Desember 2020 ~ 18.56 Reply

Suwun Zam. Mari sama-sama jaga kesehatan. 🙏

Tinggalkan Balasan