Banyak ayah dan kakek menyesali masa kanak tanpa benda idaman. Setelah tua mereka membalas dendam. Boys will be boys. Lebih aman bagi istri.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Sandal japit Spider-Man bukan untuk paman

Cucu tetangga bermain ke rumah saya, melepas sandalnya. Saya lihat ada gambar Spider-Man di atas sandal jepit itu. Saya pun teringat beberapa teman. Mereka menyesal karena semasa bocah tak ada sandal macam itu. Kaus juga tidak ada. Kalaupun dulu sudah ada merchandise produk Marvel maupun DC, harganya masih mahal untuk orang tua mereka.

Orang tua? Para bocah mana punya duit kecuali habis panen amplop setelah disunat padahal pria dikhitan cuma sekali.

Beberapa teman saya beli action figures superjohan, padahal intinya boneka, dengan alasan demi anak. Ada yang mengoleksi die cast, tapi bukan Hot Wheels, karena semasa kecil hanya dapat mengangankan Matchbox dan Burago.

Lelaki tak pernah dewasa, kata orang. Boys will be boys. Kata seorang nyonya, “Biarin aja laki gue beli mainan anak padahal anaknya cewek semua. Daripada dia mainan hal yang belum dia inginkan waktu dia bocah kan?”

Ah, anak kecil suka Wonder Woman, sebatas mengagumi heroine. Entah kalau bapaknya.

4 thoughts on “Sandal jepit Spider-Man bukan untuk paman

  1. entah kenapa saya kok ndak begitu gandrung sama mainan semacma HotWeels hingga game ya, paman? tapi kalo merchandise beberapa tokoh komik, saya memang punya sih.. tapi ngga yang memaksakan harus punya atau mengoleksi..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *