Bagi si penceramah, agama lain memang buruk nian. Dia tak merasa menjelek-jelekkan. Cuma menyampaikan kebenaran.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Mengapa ada penceramah gemar menyerang agama lain

Semenjak putrinya memasang wi-fi karena bekerja di rumah, Pakde Kolesom gemar menelepon via WhatsApp.

“Kenapa ya Mas, ada saja penceramah atau pengkhotbah yang suka jelek-jelekin agama lain, baik secara kasar maupun nyindir?”

Sambil terkekeh Kamso menjawab, “Ada di banyak agama. Bagi pelakunya itu bukan jelek-jelekin karena menurut mereka agama lain emang burook.”

“Lha kalo yakin agama lain jelek kenapa ndak dibiarin aja, kan ndak merugikan mereka?”

“Masalahnya di fans penceramah, Pakde. Iman makin tebal setelah dikasih tau agama lain emang jelek pol.”

“Masa sih bisa ndak percaya diri gitu?”

“Namanya juga orang. Ndak seragam. Liat aja, ceramah orang yang pindah dari agama lain tuh ada saja penyukanya. Menunya sama, agama lama si penceramah nggak sip makanya dia tinggalin. Yang denger jadi dapat peneguhan kalo agamanya terbukti bener. Nggak perlu sempat kejeblos kayak si penceramah.”

“Masa sih segitu simpelnya?”

“Lha kalo nggak ada fans, si penceramah mau kasih pencerahan kepada siapa? Fans kayak gitu ada di banyak agama. Padahal mbahas kitab suci di agama sendiri itu nggak akan pernah selesai, lha kok mbahas kitab suci orang lain. Oh ya, Bude kapan bikin lele bakar lagi, Pakde?”

¬ Sumber gambar asli: soundservices.co.uk

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *