Kalau protokol longgar di pasar saya sudah melihatnya. Tapi di mal biasa untuk segmen tengah ke bawah bagaimana?
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Jaga jarak di eskalator PIM 2 Pondok Indah Jakarta Selatan

Untuk kedua kalinya selama PSBB saya ke mal. Kali ini harus ke optik karena bingkai kacamata istri bengkok akibat terbentur tembok sehingga posisi lensa tak tepat, hanya bikin pusing.

Saya ke mal sebelumnya saat masih PSBB ketat, tak ada toko buka, hanya kedai makanan dan minuman, itu pun harus dibawa pulang. Saat itu saya ke Gandaria City, karena mesti ke bengkel di dekatnya, mengganti bagian penting yang di-recall oleh pabrik secara gratis. Saya beli kopi, saya tenteng ke taman yang diawasi satpam agar sesuai protokol.

Tadi saya ke PIM. Semua toko buka. Makan minum boleh di tempat. Tapi toko-toko sepi. Kedai tak penuh karena mungkin bukan akhir pekan. Optik hanya berisi dua pegawai. Parkiran teramat lega, mirip saat bubaran midnite padahal siang.

Saya tak tahu bagaimana protokol Covid-19 di mal yang secara segmental di bawah PIM. Saya juga tak tahu bagaimana dengan mal semacam LMK di Kemang Village. Kalau melihat di medsos, mal baru seperti Astha, yang belum pernah saya datangi, pun ramai. Saya takut.

Oh, tapi pekan depan saya harus ke PIM lagi, ambil kacamata baca saya, karena tidak bisa dikirim seperti belanja daring.

2 thoughts on “Terpaksa ke mal, tapi apa boleh bikin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *