Bagaimana caranya supaya tidak ingin ngopi maupun merokok?
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Ngopi dengan french press, menggiling biji sendiri

Masih ngopi? Beberapa kali saya ditanya begitu. Jawabannya tentu saja masih. Tiap hari? Secara umum begitu. Berapa kali? Ndak tentu. Bisa sekali, bisa dua kali, kadang tiga kali, dan bisa juga tidak sama sekali kalau sedang tidak ingin. Yang rutin itu teh. Bisa tiga kali sehari.

Kalau tembakau? Juga kalau ingin. Artinya bisa saban hari, lebih dari dua batang, dan lebih lagi, lagi, lagi, lagi, sehingga saya kadang beli satu slof di agen sambil bersepeda (saat bekerja di Jatibaru, saya beli di Pasar Thomas), atau… bisa juga tidak sama sekali karena rasanya tak enak sehingga saya sempat kebingungan mencari korek api ketika ada orang mau pinjam karena saya lupa menaruh di mana. Tak ada sigaret tak ada korek.

Serupa ditanya sejawat, dulu, ketika saya tak muncul di ruang pengasapan. Saya ditanya apa lagi sakit. Jawabannya karena lagi ndak pengin.

Ingin dan tak ingin. Itu masalah sepele — sepanjang tak merepotkan orang lain.

Pertanyaan sejumlah perokok: bagaimana caranya supaya tidak ingin. Saya tidak bisa menjawab.

2 thoughts on “Kopi dan lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *