Kios dibangun mepet jalan tanpa sisa ruang untuk parkir motor, sementara pemotor berprinsip setiap ruang cocok untuk memarkir tunggangan.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Parkiran motor di jalan masuk Chandra Baru dari Chandra Indah

Meski jumlah yang terparkir sedikit, motor mudah memenuhi ruang kalau pemiliknya asal taruh. Di sebuah jalan masuk kompleks di Bekasi, Jabar, pemilik motor merasa boleh memarkir semaunya. Pemarkir ngawur itu tak kenal usia maupun gender.

Parkiran motor di jalan masuk Chandra Baru dari Chandra Indah

Jangankan mobil berpapasan, motor pun kerepotan ketika sedang berserobok dengan mobil karena bagian tepi jalan diisi motor parkir.

Di pelataran minimarket, kalau juru parkirnya lembek, motor akan menyebar sehingga mobil tak dapat parkir.

Parkiran motor di jalan masuk Chandra Baru dari Chandra Indah

Selain soal adab pemotor, saya mencurigai hal lain: IMB. Di lingkungan saya ada saja warung dibangun tanpa IMB. Saya mengandaikan, dalam IMB pasti ada patokan sempadan dan sisa ruang — apalagi di jalan sempit tanpa trotoar.

Bisa saja ada pemilik warung yang memikirkan parkiran motor dan sepeda. Tapi jika tarif sewa kiosnya lebih mahal saya menduga para calon penyewa ogah. Bagi pedagang, masalah motor parkir itu bukan tanggung jawabnya.

2 thoughts on “Sulitkah memarkir motor?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *