Seusai memosting urusan radio mendadak datanglah hujan. Deras. Disertai guntur. Ketika di awal tadi air hujan menyiram tanah kering yang sudah hampir sepekan tak disapa guyuran langit terciumlah bau khas tanah berdebu yang berubah basah.
“Oh baunya! Bau tanah dahaga hujan!” seru saya mencoba melawan bising hujan.
Putri sulung saya yang sedang bekerja di depan laptop, di meja makan, demikianlah selama Covid-19, menyahut tapi saya kurang jelas mendengar.
Akhirnya dia ulangi, dengan suara lebih keras, “Itulah petrichor!”
Saya baru tahu istilah itu. Dalam bahasa Inggris memang ada. Namun dalam KBBI belum diserap. Maka saya tulis saja dalam judul: petrikor.
Bau itu. Cuma sebentar. Tapi nikmat. Saya membayangkan kebahagiaan warga di wilayah kering karena kemarau, sampai berdoa bersama, lalu akhirnya disiram hujan. Kenikmatan mereka pasti berlipat. Penuh syukur.
4 Comments
konon katanya bau itu tidak baik untuk kesehatan, karena berasal dari bakteri dan organisme yang melepaskan aroma itu.. tapi bagi sebagian orang, bau yang tidak sehat itu menyenangkan.. 😆
Bukan hanya bau. Air dari langit apalagi hujan setelah kering lama juga gak sehat. Baju teman saya pernah bolong. Jaket saya pernah spt tepercik lumpur dan nodanya tidak hilang. Tidak dicuci pakai Bayclean karena jaket berwarna hijau tua.
Baru tahu kalau aroma petrikor itu tidak baik untuk kesehatan, padahal baunya seakan menenangkan.
Kayaknya ada saja barang berbahaya yang nikmat ya