Tulisan pada karton wadah bulgogi toast — “kopi di tangan kananmu, roti di tangan kirimu” — itu mengingatkan saya kepada guyon jadul yang merujuk penggalan lirik lagu “Madu dan Racun”. Lirik aslinya: madu di tangan kananmu / racun di tangan kirimu / aku tau tak tahu mana yang akan kau berikan padaku.
Simpulan cengengesannya, yang kata anak-anak sekarang “tipikal guyon bapak-bapak di WA”, adalah “pilih dimadu atau diracun”.
Dulu tak semua orang, terutama perempuan, menganggap hal itu lucu, apalagi sekarang. Saya menulis ini pun punya risiko akan diprotes bahkan dihujat. Setidaknya istri akan menyikut suami — maksud saya istri orang lain. Kalau saya malah lebih parah.
Kembali kepada kemasan, kini makin banyak penjaja makanan dan minuman yang gemar bermain kata. Ada yang romantis. Ada yang jenaka. Ada pula perselingkuhan kedua unsur tadi: mendayu sekaligus lucu — atau sebaliknya.
Menambahkan teks juga berarti tak rugi membatasi ongkos cetak. Sayang jika biaya hanya untuk menerakan logo jenama.
¬ Bukan posting berbayar maupun titipan
2 Comments
desainnya sangat edgy sekali ini..
Ya