Mendengar kata newsletter pasti Anda akan teringat email. Jarang yang ingat bahwa lembar warta mulanya dari kertas. Tadi dalam paket kebutuhan rumah tangga yang saya terima petang tadi ada sisipan Love Letter dari Asmaraku.
Berbahan art paper yang terlipat jadi lima bagian, total ukuran sekitar 15 x 50 cm, banyak hal dibahas di sana. Misalnya senam Kegel yang “diyakini dapat membantu merapatkan Miss V”.
Ada pula kentang. Singkatan “kena tanggung”. Itu adalah “foreplay yang tidak berlanjut ke hubungan intim”.
Pengasuh tanya jawab adalah Aunty A. Dia bisa siapa saja, cuma sebuah alias, menjawab soal asmara sampai seni bercinta.
Dalam rubrik SexPerience, yang isinya berbagi pengalaman dari pembaca, ada kisah dari L (27), perempuan. Dia tuliskan, “Tahun lalu, bobo cantik sama pacar orang yang staminanya hanyalah hitungan detik. Sungguh sebuah dosa yang sia-sia.”
Memang ini lembar warta/nawala/newsletter tradisional (bukan digital) untuk orang dewasa. Tiga puluh tahun lalu mungkin tabu dibicarakan terbuka, apalagi dalam majalah dan koran, karena dulu seks dalam media membatasi diri dalam bingkai perkawinan. Konten dalam nawala ini bisa-bisa dianggap asusila karena hubungan pramarital dan ekstramarital adalah sesat, padahal fiksi dan film Indonesia memuatnya.
Media tak membahasnya sama sekali? Nggak juga sih. Rubrik Oh Mama, Oh Papa yang diasuh Motinggo Busye di majalah wanita Kartini, tahun 1980-1990-an, juga menyinggung hubungan ekstramarital. Saya baru tahu saat menulis ini, ternyata konten rubrik itu jadi serial di TV. Motinggo ketika mengirim naskah ke Jakarta Jakarta pernah menyebut diri “pakar sex“.
Lembar warta ini menarik karena hari gini, ketika era free magz selesai, tampil sebagai media cetak, untuk bahan promosi toko daring yang menjual kondom, pelincir, cairan kumur, suplemen, sampai sabun mandi keluarga.
¬ Bukan posting berbayar maupun titipan
4 Comments
pertanyaanya, paman berlangganan? 🤔
Belum, Zam. Lagi nunggu tawaran jadi editor tamu.
selalu seneng baca2 pengalaman unik2 orang2 ttg gituan hehehe dulu pernah baca di majalah apa gitu di rubrik khusus pengalaman2 terkait itu~ lupa nama majalahnya
Seks adalah topik yang laku di segala zaman karena pelakunya mengalami regenerasi 😁