Warteg dan warung Banyumas pengurus Republik Ngapak bersebelahan. Kalau mereka berdebat dalam dialek masing-masing apakah orang luar bisa membedakan?
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Warteg dan warung Banyumas di Sumir Jalan Hankam Bekasi

Rasa penasaran saya belum terpenuhi hingga kini: mendengar pemilik warteg dan warung markas Republik Ngapak ngobrol.

Semalam saya singgah di warung mendoan di depan warung Pondok Selera, Sumir, Jalan Raya Hankam, Jatiwarna, Bekasi, tak mendengar perbincangan dalam dialek ngapak. Saya masuk ke kedai juga tak mendengar ngapak-ngapak dari koki, peracik, maupun kasir.

Warteg dan warung Banyumas di Sumir Jalan Hankam Bekasi

Warteg dan warung Banyumas di Sumir Jalan Hankam Bekasi

Saya beringsut ke warung sebelah. Sempat mendengar Bu Warteg bicara dalam logat Tegal kepada suaminya yang sedang menyepak sandaran motor, “Wongé ora ana.”

Warteg dan warung Banyumas di Sumir Jalan Hankam Bekasi

Di depan warteg ada pikulan dawet ayu banyumas. Si Mbak biasa saja logatnya.

Gagal sudah misi saya untuk beroleh bonus auditif ngapak saat membeli mendoan, ayam kuluyuk, dan dawet malam kemarin, sambil melongok warteg dari tempat saya memarkir sepeda.

Warteg dan warung Banyumas di Sumir Jalan Hankam Bekasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *