Ini persoalan persepsi. Saya kemarin masih menganggap beli minuman kopi seliter itu terlalu banyak. Memang, bisa untuk dua orang. Juga memang, tak harus sekali tenggak habis.
Dulu ketika Starbucks menjual kopi aneka rasa dalam kemasan seliter saya menganggap itu untuk bekal bepergian. Demikian pula ketika jenama lain melakukan hal serupa.
Setelah air kopi tanpa es, yang lebih keren jika dibilang americano, itu habis, tentu tak sekali tenggak, barulah saya menyadari sesuatu. Bukankah kopi bekal dalam termos, untuk perjalanan maupun diminum di tempat kerja, juga seliter? Saya dulu tak menganggap orang yang membawa termos itu minum terlalu banyak.
Tentang termos, itu adalah merek jika ditulis Thermos. Sila simak sejarahnya. Lalu dari merek jadilah nama benda.
2 Comments
saya beberapa kali ketemu orang sini kalo ngopi pake termos. bukan termos sih, yang cup tinggi terbuat dari aluminium itu.. biasanya di dalam kereta pas berangkat kerja..
Iya kayaknya di LN lumrah ya