Penjual cenderung boros lakban dan bubble wrap, jadi sampah yang merepotkan. Sebenarnya pakai cara bungkus bolam gaya lama bisa.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Lakban dan bubble wrap adalah sampah plastik yang merepotkan

Ada tiga barang yang cenderung dipakai secara boros dalam pengiriman paket. Lakban, plastik keresek, dan bubble wrap.

Untuk lakban sering dibalutkan merata di sekujur bungkus luar barang. Merepotkan saat penerima membuka barang. Gunting dan cutter jadi lengket.

Sedangkan lembar plastik bergelembung, yang juga bisa boros, merepotkan dalam menyampah: harus dipres atau dijejalkan ke dalam bekas wadah agar tak mengembang di kotak sampah.

Saya tak tahu apakah bubble wrap berbahan plastik yang mudah diuraikan. Begitu juga lakban. Yang saya tahu, selama Covid-19 lembaran plastik itu berpindah ke rumah-rumah, karena belanja daring sebelumnya dialamatkan ke kantor.

Corrugated cardboard atau karton bergelombang sebagai pengganti bubble wrap

Untuk barang bukan pecah belah, dan tak ringkih amat, mestinya cukup dibalut dengan gulungan karton bergelombang. Ya, mirip pemanfaatan corrugated cardboard untuk membungkus plenthong atau lampu busur berwolfram zaman dulu. Lebih ramah lingkungan.

Arti kata plenthong atau bohlam atau lampu busur

Sumber gambar: Lokadata.id

4 thoughts on “Masalah bubble wrap dalam paket

  1. mungkin karena harga kardus itungannya masih lebih mahal, dan untuk membungkus, lebih repot, paman.. makanya plastik dan bubble wrap itu paling gampang..

    bisa juga menyumpal pake koran, tapi lagi-lagi, sudah jarang orang berlangganan koran.. beli kertas pun bisa jadi lebih mahal..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *