Mulanya Kompas memang Katolik atas perintah Bung Karno. BK pula yang memberi nama, tapi kemudian jadi ejekan: "komando pastor".
↻ Lama baca < 1 menit ↬

55 tahun Kompas koran komando pastor pro-Zionis

Koran tua ini masih bertahan, baik versi kertas maupun digital (Kompas.id, bukan Kompas.com) yang juga memuat e-paper. Hari ini dia genap 55 tahun. Halaman depan menyatu dengan halaman belakang, suatu hal yang biasa terjadi pada iklan gaya jaket di koran — tapi yang ini bukan iklan. Bagian tengah, halaman 10-11, menjadi center spread pemuat kartun, sayang cuma kecil. Ada pemasang iklan yang menyesuaikan diri saat membeli ruang.

Kompas sempat bercitra Katolik sehingga dulu sering diejek sebagai “komando pastor”. Padahal pemberi nama adalah Bung Karno. Koran ini lahir tiga bulan sebelum apa yang disebut sebagai G30S/PKI.

Soal koran Katolik? Memang maunya BK: setiap kekuatan politik, sebagai unsur Nasakom (nasionalis, agama, komunis), harus punya koran. Masyumi sempat punya Abadi, NU punya Duta Masyarakat, PKI punya Harian Rakyat, PSI sempat punya Pedoman, PNI punya Suluh Indonesia, Kristen (Parkindo) punya Sinar Harapan (SH), tinggal Katolik yang belum.

55 tahun Kompas koran komando pastor pro-Zionis

Soal citra Katolik, karena para pendiri dan editor mula-mula adalah orang Katolik, ada yang jebolan seminari (jebling, istilah sekarang), tak tebal terwakili dalam konten. Berita KWI, apalagi Keuskupan Jakarta, cuma kecil, sering di halaman dalam. Jadwal misa tidak ada.

Kalau Sinar Harapan, hingga masa Orba, memuat jadwal kebaktian gereja besar dan renungan Minggu. Meskipun begitu ejekan “komando pastor” kadang masih muncul di abad ke-21 saat Kompas, oleh sebagian Muslim dalam isu tertentu, dianggap tak ramah Islam. Seorang dosen UGM pengajar ilmu politik, tahun 1980-an, menyebut SH dan Kompas, dua koran besar dalam tiras dan iklan saat itu, sebagai “pro-Zionis”.

Citra. Stigma. Bisa menimpa semua produk termasuk media.

55 tahun Kompas koran komando pastor pro-Zionis

Di luar urusan citra dan stigma, Kompas beberapa kali ganti wajah, dan yang terakhir ukuran fisiknya lebih kecil, jumlah kolom reguler tinggal tujuh, dari sebelumnya sembilan kolom. Empu mondial desain media cetak yang pernah dilibatkan antara lain Roger Black dan Mario Garcia.

3 thoughts on “55 tahun Kompas, halaman depan belakang menyatu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *