Saya merasa solusi saya untuk seorang ibu ini pas: memasang steker merangkap charger ponsel yang dilengkapi timer. Harganya Rp100.000. Waktu pengecasan bisa disetel hingga lima jam. Untuk baterai tinggal 60 persen, mengecas dua jam dengan masukan 2,4 A menurut saya cukup. Kalau saat mengecas tidak menyetel waktu, setrum tidak masuk ke ponsel.
Di atas sofa ruang TV, ibu itu suka mengecas ponsel lalu tertidur. Kalau dia tertidur di ruang TV, lalu akan pindah ke kamar, ponsel dia tinggal begitu saja dengan kabel tertancap. Pada masa BlackBerry, baterai si ponsel sampai menggembung. Ponsel-ponsel berikutnya juga bernasib sama.
Memang sih ponsel keluaran sekarang sudah memiliki protektor untuk pengecasan berlebihan. Setidaknya menurut klaim sepihak pabrik seperti itu. Tapi dengan timer akan menimbulkan rasa aman. Ya, soal rasa — bukan bukti teknis.
Kalau saya sih punya alternatif yang wagu tapi saya merasa aman dan nyaman. Ketika saya akan mengecas ponsel untuk saya tinggal tidur sampai pagi, padahal kondisi baterai 20 persen bahkan kurang, saya manfaatkan charger lawas 1,2 A dengan kabel yang lemot. Sering kali ketika saya bangun lebih awal si ponsel belum terisi seratus persen.
One Comment
sebenarnya yang membuat baterai ponsel cepat gembung adalah penggunaan charger yang bukan charger-nya. memang untuk satu dua kali darurat boleh lah, namun jika terus menerus ya kurang baik. termasuk penggunaan power bank.
menurut teori elektronika, overcharged dan undercharged bukan hal yang bagus juga, paman.