Ujung tombak pertumbuhan logistik adalah para kurir yang menjadikan belanja online semakin mudah.
↻ Lama baca 2 menit ↬

Kurir paket Ninja Express yang kerepotan

Saya hitung butuh sekitar lima belas menit bagi Pak Kurir, yang seusia bahkan tampaknya lebih tua dari saya, untuk menata paket yang dia bawa agar mudah dalam mengurutkan pengantaran.

Kurir paket Ninja Express yang kerepotan

Sore itu dia membawa banyak paket dalam tas tegak yang dia boncengkan di atas sepeda motornya. Untuk saya ada dua paket, namun paket yang kedua tak segera dia temukan, sehingga dia harus mengeluarkan sebagian paket lalu meletakkannya di atas jalan depan rumah saya. Untung jalan sedang sepi, tak hujan pula.

Kurir paket Ninja Express yang kerepotan

Seratus buah paket sekali angkut

Untuk pergudangan pasti ada sistemnya. Tanpa itu, perusahaan logistik akan kacau. Arus masuk keluar adalah satu hal, dan pengantaran ke alamat tujuan adalah soal berikutnya.

Saya pernah mendapatkan kiriman sofa beda ukuran maupun warna dari sebuah perusahaan mebel F, yang gencar berpromosi, karena barang itulah yang diberikan kepada awak mobil boks. Barang berbeda dari manifes. Awak mobil tak mungkin memeriksa karena anak sofa terbungkus, lagi pula yang mereka bawa ada beberapa pesanan untuk sekian alamat.

Kurir paket Ninja Express yang kerepotan

Kembali ke soal Pak Kurir paket dari jenama yang merujuk cerita silat itu. Saya mengandaikan, perusahaan memiliki sistem untuk menata seratus barang antaran dia, yang terintegrasi dengan aplikasi pada ponsel kurir. Barcode hanyalah alat bantu identifikasi. Begitu pula Google Maps sebagai pemandu lokasi.

Saya membayangkan kerepotan berkelindan. Pertama: teks dalam lembar label perusahaan logistik sangat kecil, menjadi masalah bagi mata normal dan terlebih dengan dioptri plus dan minus sekaligus tapi tanpa kacamata progresif.

Kedua: penomoran rumah di sebagian kota Indonesia ini kacau. Di sebuah jalan, bisa terjadi setelah nomor 123, 125, dan 127, tiba-tiba ada nomor 69 A dan 69 B. Di kompleks saya, penomoran tak ikut kelaziman sebangsa sisi kiri genap, sisi kanan gasal. Di tempat saya, penomoran meneruskan nomor kaveling dari pengembang perumahan. Sisi alamat saya bernomor dua ratusan, sisi depan rumah berangka seratusan.

Saya teringat bagaimana Pak Pos bekerja sebelum ada Google Maps. Setiap wilayah digarap seorang petugas. Lalu petugas baru bekerja dengan cara tandem.

Persoalannya bukan cuma kenal wilayah berikut sejumlah nama dan rumah yang kerap beroleh kiriman pos, tapi Pak Pos punya cara mengurutkan kiriman dalam tas sesuai rute dia.

Untuk seratus paket seperti yang Pak Kurir bawa tadi — angka seratus itu menurut pengakuannya — saya tak tahu bagaimana sistem logistik tak perlu menambahkan coretan angka besar, atau stiker, dalam setiap bungkus paket untuk mempermudah pengurutan dan pencarian bawaan.

Akan tetapi, oh ya, ya, ya… bukankah ukuran setiap paket berbeda? Tidak bisa prinsip menata isi carrier saat melancong diterapkan begitu saja.

Tidak menawari minum

Kurir paket Ninja Express yang kerepotan

Dulu, pada 2014 saat saya banyak di rumah, antara lain karena memulihkan mini stroke, hampir setiap kurir datang dengan kepenatan.

Saat saya tawari minuman (kadang sirup, kalau sedang ada), atau saya beri segelas plastik bahkan sebotol mini Aqua, pasti disambut dengan sukacita. Mereka kehausan karena bermotor jauh, bisa sampai tiga puluh kilometer, menembus kemacetan, karena jaringan pos kurir belum luas.

Kini jaringan kantor logistik terus bertambah. Selain karena menanya, saya sudah membuktikannya saat bersepeda: ada sejumlah kantor kecil logistik di sekitar saya. Para kurir tak secapai dulu.

Soal jarak, pengecualian berlaku untuk Grab dan Gojek. Kadang memang jauh, dari Jakarta Utara ke Pondokmelati, Bekasi, itu likuran kilometer bahkan lebih.

Namun para kurir, termasuk Gojek dan Grab dari jauh, kini menolak minuman. Saya juga berhati-hati menawari, karena dua hal. Pertama: saya tak lagi menyimpan air kemasan dalam gelas plastik maupun Aqua botol mini tersebab diet plastik. Kedua: karena Covid-19.

Hanya karena alasan khusus, melihat mereka kepayahan, seperti Pak Kurir seratus paket tadi, saya menawari minum. Namun Pak 100 paket menolak. Di tebeng kiri motornya tergantung tas keresek berisi botol buram tiga perempat penuh.

“Nggak, Pak. Makasih. Saya cuma permisi numpang buat ngatur barang,” sahutnya.

Semoga itu lima belas menit pertama dan terakhir hari itu.

4 thoughts on “Mencoba memahami kerepotan kurir paket

  1. gak usah jadi kurir,
    nyari alamat kerabat yang belum pernah disinggahi aja riweuh bin ribet.
    nanya orang di jalan, malah mengakibatkan menjauh dari lokasi (padahal lokasi ada di gang di depan orang tempat bertanya tadi :D)

    google map, kadang begitu masuk zona tertentu, sinyalnya jadi kacau, walhasil nyasar :D

  2. soal paket dan penulisan alamat, sepertinya ini yang dilakukan oleh Amazon dalam seluruh paketnya. isi paket dikemas ulang dengan kotak standar, dan stiker alamat tujuan yang ukurannya seragam (lengkap dengan kode batang/QR). memang kesannya berlebihan, barang kecil saja kadang dikemas lagi dalam wadah yang kebesaran, namun tentu ada alasannya, salah satunya penataan barang.

    untuk kurir, hampir semua kurir partikelir (dalam arti bukan dari perusahaan logistik), di sini menggunakan sepeda. bahkan petugas pos Deutsche Post/e-Pin juga menggunakan sepeda (dengan ada keranjang khusus di depannya). beberapa kali barang dari Amazon saya diantar oleh kurir dari Amazon Flex, semacam Uber/Gojek/Grab untuk layanan pengiriman barang.

    untuk alamat, saya kadang takjub dengan sistem alamat di Jerman. hanya ada nama jalan, nomor gedung, dan kode pos. bahkan ada gang kecil dengan bangunan terpisah pun, ada alamatnya. yang menarik, perusahaan besar atau kantor pemerintah bahkan bisa “membeli” kode pos. misal `Anuanu GmbH, 12345 Berlin` yang biasanya `Anuanu GmbH, Jalanstraße 67, 12345 Berlin`. idenya oke juga, meski nanti misalnya kantor pindah gedung atau alamat, tidak perlu repot mengganti alamat di seluruh alamat surat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *