Dalam situasi normal maupun pandemi, pengamen datang, bernyanyi keras, menyaingi musik tuan rumah.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Ini lospeker rusak, Wharfedale, cuma buat hiasan

Aku tahu dan merasakan, ekonomi banyak orang sedang tersendat. Termasuk aku. Beberapa kali pengamen sembarangan yang tak enak didengar datang bergantian, menyanyi dengan nada sumbang, parau, senar gitarnya butuh disetem bahkan diganti, atau kadang tanpa gitar, hanya berteriak tak jelas setelah melorotkan masker, tapi semuanya sama: akan memperkeras suara jika dalam rumah sedang memutar musik.

Ya, ekonomi sedang terhuyung. Menimpa banyak orang.

Dalam pandemi aku pun berusaha menenggang hal itu.

Memang tak mereka teriakkan petilan lirik “penguasa, penguasa, berilah hambamu uang”, dan tentu aku bukan penguasa, tapi tetap aku beri uang. Sekadarnya.

Menaikkan volume musik disangka menantang, padahal posisi tak imbang, mereka tahu rumahku tapi aku tak tahu rumah mereka.

Melantangkan musik dalam rumah sama saja menyiksa seisi rumah termasuk ikan. Tapi kalau mereka kasar apalagi berlagak mengancam, dengan semakin ngawur bernyanyi sekuat tenaga, masa penghuni rumah harus mengalah lalu memberi uang agar mereka segera enyah, lalu mereka akan mengulangi lain hari?

Dalam sore yang dibebani mendung, gerah dan muram, ada yang cari masalah.

Oh, siapa yang cari masalah?

Jangan-jangan aku yang cari masalah. Apa susahnya bersikap santun, lembut, dan memberi selembar dua ribuan?

Orang yang lebih beruntung, karena memiliki lebih banyak pilihan, mestinya dapat mengendalikan diri. Maafkan aku.

2 thoughts on “Pengamen datang ketika penghuni rumah sedang memutar musik

  1. mungkin kalo ada suara musik, berarti ada orang di rumah, paman.. dulu saya kalo ada suara orang ngamen di tetangga, langsung tutup pintu, matikan segala suara TV dan radio, biar dikira rumah sepi.. setelah dipikir-pikir, kok jahat sekali, ya.. 😭

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *