Tak ada lagi anak masuk sekolah setelah libur lama dengan jari dan kuku berwarna akibat menggelasi benang layangan.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Layangan bikinan pabrik UMKM kerajinan industri rumah tangga

Kembali ada layang-layang nyasar ke rumah saya. Oh, rupanya mulai musim layangan. Dan seperti sering saya temukan belasan tahun terakhir, semua layang-layang jatuh itu rapi, ornamennya bergaya pabrikan, dengan sablon. Jarang yang polos, dan lebih jarang lagi yang dihias dengan sapuan kesumba.

Layangan bikinan pabrik UMKM kerajinan industri rumah tangga

Layangan nyasar ini berbahan kertas jambon. Ada merek dan logo. Di lapak daring juga ada penjual layangan eceran maupun grosir. Ada yang berbahan kertas, ada yang berbahan plastik. Penjual benang gelasan juga ada. Begitu pun benang senar.

Layangan bikinan pabrik UMKM kerajinan industri rumah tangga

Layangan bikinan pabrik UMKM kerajinan industri rumah tangga

Layangan bikinan pabrik UMKM kerajinan industri rumah tangga

Sebelum ada penjual daring, dulu di samping gerbang kompleks tentara Bulakrante, Kramat Jati, Jaktim, ada toko layangan lengkap. Selalu buka, tak tergantung libur sekolah.

Layangan bikinan pabrik UMKM kerajinan industri rumah tangga

Layangan bikinan pabrik UMKM kerajinan industri rumah tangga

Kini, saat banyak waktu luang, masih banyakkah anak bermain layangan? Saya mendongak ke langit tak selalu ada. PSBB karena Covid-19 bukanlah libur panjang bagi anak sekolah karena tetap ada kelas di internet dan TV.

Misalnya sekarang ini libur biasa, bukan karena Covid-19, mungkin nanti setelah masuk sekolah tak ada lagi anak SD dengan kulit terbakar matahari dan semua kuku kedua tangan berwarna merah atau hijau akibat main layangan dan menggelasi benang.

Lebih praktis dan murah beli layangan jadi hasil industri kerajinan. Itu pasti. Beli langsung selusin toh sama ongkirnya dengan beli sebuah.

Juga, lebih simpel dan masuk akal beli benang gelasan jadi, karena untuk menggelasi sendiri tak ada kebun maupun halaman, padahal memanfaatkan tiang telepon dan listrik di pinggir jalan untuk mengulur benang layangan jelas mengganggu kepentingan publik – terutama pemilik rumah yang gerbangnya terhalang benang.

2 thoughts on “Anda dan anak Anda masih main layangan?

  1. tahun kemarin pas musim panas begini ada festival layang-layang di Tempelhof. selain layang-layang profesional, banyak juga yang membawa anak-anak bermain layang-layang di tempat yang dulunya bandara ini. bedanya layang-layang di sini terbuat dari kain, bisa dilipat, dan bentuknya rata-rata berbentuk burung atau pesawat..

    dulu saya pernah bikin layang-layang sendiri, kalo ada layang-layang sobek, kertasnya dibuang, lalu diganti sendiri, misal dengan tas kresek.. tapi karena kurang perhitungan, layang-layang yang saya buat berat sebelah, alias mbèrèng.. salah satu solusinya, dikasih kuping dari kertas yang dipotong memanjang seperti pita..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *