Bunga di tepi jalan dan nestapa seorang suami

Bunga di tepi jalan dari Koes Plus itu riang trek-jing-trek-jing padahal menyedihkan.

▒ Lama baca < 1 menit

 Bunga kemboja Jepang di tepi jalan spt Koes Plus

Sekuntum bunga kemboja jepang (Adenium obsesum) itu tergeletak di pinggir jalan. Mungkin dia gugur terembus angin. Saya melihatnya sepulang dari Alfamart Pangkalan CH. Lalu saya pun teringat lagu Koes Plus, “Bunga di Tepi Jalan” (Koes Plus, Volume 4, 1971).

Saat bocah saya menyukai lagu itu. Untuk sekian lama, sejauh saya cerna ya tentang bunga di tepi jalan dalam arti harfiah.

Baru kemudian, dari otobiografi Yon Koeswoyo, Panggung Kehidupan Yon Koeswoyo, yang ditulis oleh Yon (Candra Publishing, Jakarta: 2005; editor M. Ch. Amien dan Isdiyanto), saya tahu kisah di balik lagu itu. Bunga yang dia pungut adalah seorang groupie yang ngebruk ke rumah Yon sehingga akhirnya hamil.

Biografi Yon Koeswoyo

Lalu perkawinan mereka diwarnai pertengkaran demi pertengkaran, ada episode istri kabur dengan lelaki lain, dan seterusnya. Saya ingat, tahun 1990-an David Koeswoyo mengungkapkan kepada tabloid hiburan Citra bahwa orang tuanya tidak rukun.

Cerita seputar itu, termasuk harta yang menguap dari penjualan rumah di Pondok Indah, ada dalam obituarium Yon Koeswoyo.

Akan tetapi ada satu hal yang membuat saya tak paham, kenapa lagu “Bunga di Tepi Jalan” bernada riang? Setelah membaca buku Yon, saya merasa cara Duta Sheila On 7 membawakan lagu itu dengan nelangsa terasa pas.

Foto sampul album Koes Plus: © Remaco