Aneka cara sudah saya coba, dari memeram jam tangan berembun dalam beras sampai menaruh dalam kantong plastik berisi beberapa silica gels. Embun enyah, tapi setelah itu muncul lagi.
Karena Skmei saya murah meriah berfaedah, sekitar Rp60.000, saya malas ke toko jam minta tolong, lagi pula ada PSBB.
Akhirnya saya buka tutup belakang pakai obeng mungil, kemudian saya sembur udara panas dari hair dryer. Berhasil.
Dua minggu kemudian angot lagi. Hair dryer kembali menjadi penyelamat. Berhasil lagi. Tapi tiga hari kemudian layar LCD mati, lampu juga, begitu pula alarm.
Meskipun begitu, arloji bertenaga solar – bukan bensin maupun baterai kancing – ini masih menggerakkan jarum analog.
Kali ini tak melibatkan hair dryer lagi. Kasihan si arloji maupun si pengering.
Foto ketika jam masih waras