Bahkan @Blontankpoer dan @Lantip pun tampaknya tak pakai WordPress bahasa Jawa.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

WordPress versi bahasa Jawa

WordPress berbahasa Jawa. Saya sulit membayangkan siapa saja yang pernah menggunakannya. Teman saya yang fasih menulis dalam bahasa Jawa, dengan aksara Latin, misalnya Blontankpoer dan Lantip, saya curigai tidak memakai WP Jawa. Mungkin sejak awal dulu mereka menggunakan WP berbahasa Inggris. Untuk Lantip dulu tampaknya malah tak memakai WP. Mainan dia memang berbeda karena kerap menulis teks ASCII berwarna-warni dalam layar hitam. Teksnya selalu sesuai nalar tapi belum tentu menyentuh perasaan.

WordPress versi bahasa Jawa

Dulu ketika orang yang masih rajin ngeblog lebih banyak daripada sekarang pun rasanya sedikit yang menggunakan WP Jawa. Apalagi sekarang, dengan versi mutakhir keluaran 2017.

Karena dulu ngeblog masih ngetren, meskipun hanya sesaat? Oh, tidak. Ngeblog tak pernah jadi tren. Dalam ungkapan Jawa, ora ngeblog ora pathèken. Tidak ngeblog tidak kena penyakit puru (Framboesia tropica).

Aktivitas daring yang bisa disebut ngetren itu Facebook. Lalu Twitter. Semua orang ingin mencoba. Semua? Saya berlebihan sih. Begitu juga Instagram, Tiktok, dan tentu WhatsApp. BlackBerry Messenger sempat ngetren. Lha yang namanya ngetren biasanya sesaat. Bisa cenderung naik maupun turun, tapi ngetren dalam percakapan biasanya hanya untuk yang naik. Kalau mendatar saja? Saya ndak tahu.

WordPress versi bahasa Jawa