Sudah lama saya tahu, di Kudus, Jateng, ada kebiasaan mengirim hantaran, atau ater-ater, dalam baskom enamel. Orang sana menyebutnya kirim atau berbagi berkat. Isinya nasi dan lauk.
Maka dalam setiap keluarga bisa ada sejumlah baskom dengan tulisan berbeda, tampaknya hasil sablon. Misalnya untuk pernikahan dan kelahiran.
Tentu wadah berupa baskom itu bisa dipakai sebagai barang dapur. Sungguh fungsional. Tapi sekarang, menurut beberapa orang Kudus di Jabodetabek yang saya tanya dengan mengirimkan foto baskom, sekarang makin jarang yang menggunakan baskom enamel sebagai wadah berkat.
Pemilik nama yang tersablonkan pada sisi luar baskom itu sekarang sudah 28 tahun. Mungkin juga sudah punya momongan. Saya tak kenal siapa dia karena saya hanya mendapatkan lungsuran baskom dari saudara ketika saya ke Kudus beberapa tahun silam.