Pagi ini saya menahan tawa mendapatkan pesan dalam aplikasi belanja:
Hai untuk teman teman yang kehabisan stok earl grey milk tea dan es kopi susu, kita sudah kembali restock
pastiin kamu kebagian stoknya ya
dan jangan lupa aktivin voucher gratis ongkir 20.000 setiap pembelian di atas 100.000
wish you makmur and jaya
#bukantokobesi
Penutupnya itu lho. Wish you makmur and jaya #bukantokobesi. Padahal nama tokonya Makmur Jaya.
Baiklah, nama adalah harapan bahkan doa. Maka ada saja nama toko Lancar Jaya. Merek produk Lancar Jaya juga ada, misalnya alat dapur. Begitu pula yang memuat kata “sugih” (=kaya). Yang penting ngrejekèni, kata orang Jawa.
Istilah lancar jaya, dari nama generik toko, akhirnya jadi bumbu percakapan. Ibu saya, berusia 87, dalam WhatsApp kadang juga menyebut lancar jaya.