Dari obralan daring saya pernah memborong lebih dari lima pemantik api berleher panjang. Bukan karena saya suka ngariung barbeku, tapi karena pemantik di kompor gas rusak. Mau beli kok mahal, belum lagi ongkos pasang.
Tentang pemantik warna-warni ini ada dua hal. Pertama, gas bisa diisi ulang. Ada petunjuk berbahasa Indonesia, baik pada kemasan korek gas maupun tabung gas. Tapi saya malas mengisi ulang karena setelah isi habis saya tinggal mengganti pemantik.
Kedua, saya pernah menghibahkan pemantik macam ini di ruang mengasap sebuah kantor. Barang utuh, selalu terpakai, tapi tak ada yang membawa pulang atas nama khilaf maupun niat. Padahal seperti halnya bolpoin, korek gas termasuk barang yang ramah perpindahan tangan.