Sudah lumrah. Hampir semua undangan resepsi memakai peta selama dua puluh tahunan ini.
Versi yang lebih maju selama sepuluh tahun ini pakai kode QR menuju Google Maps. Ketika pemilikan smartphones kian meluas, hal itu bukan masalah untuk orang terundang yang berusia 50 tahun ke atas. Karena sepuluh tahun lalu mereka masih berusia 40+, dan sebagian dari mereka mengalami masa jaya BlackBerry.
Manakah yang praktis?
Desainer undangan dalam contoh posting ini melakukan cara praktis: peta ada di bagian dalam amplop. Bukan berupa lampiran yang bisa tercecer. Tentu, amplop untuk wadah undangan tampak lebih sopan.
Sebetulnya ada cara yang lebih praktis. Kalau undangan hanya selembar, baik dengan kertas 200 gram maupun karton tebal, pasanglah peta di sisi belakang undangan. Saat menyetir maupun dalam taksi, dan di atas motor, para terundang mudah melihat dan menunjukkan undangan.Ortu bisa malu.
Namun orangtua mempelai belum tentu bisa menerima karena undangan macam itu bikin malu. Padahal tak ada kaum terundang yang memprotes.
Kata seseorang, kalau si terundang adalah seorang pejabat publik atau pengusaha makmur, undangan bersahaja akan menimbulkan belas kasihan. Atau malah membuat dia malas datang.