Nomor antreanku empat ratusan. Saat ini baru nomor dua ratus sekian yang terlayani. Satpam BPJS Kota Bekasi mengiyakan waktu aku bilang sejam menunggu akan aku pakai ke warung saja.
Aku temukan kedai kopi. Rasa biasa saja. Kapucino panas maupun es kopi. Seperti biasa, gula cair (maupun gula saset) tak aku pakai. Dengan gula diet pun aku tak tertarik.
Gula bisa jadi masalah kesehatan. Begitu juga garam. Bagi orang tertentu saja sih. Yang penting BPJS siap membantu.
Tapi oh, alangkah repotnya berurusan dengan BPJS. Pada 2014 aku mendaftar secara daring gagal terus, bahkan pada dini hari. Pada tahap kesekian selalu macet. Setelah mencoba selama dua minggu akhirnya berhasil.
Pertanyaanku sejak dulu tetap. Kenapa berurusan dengan BPJS tak semudah di Facebook dan lapak belanja daring serta mobile banking. Bahkan kartu kredit yang aku miliki kudapatkan via telepon selagi aku berjalan di trotoar Mayestik, tujuh tahun lalu.
Kenapa sulit?