Dulu majalah dewasa seperti Playboy dan Penthouse sudah dianggap cabul. Padahal yang hardcore lebih banyak tapi kurang terkenal.
↻ Lama baca 2 menit ↬

Majalah Penthouse akhir 1980-an di rumah Yogyakarta

Di gudang ada seseorang menemukan majalah Penthouse edisi 1989. Kuno betul. Dari abad lalu. Dan seisi rumah pun tertawa. Isi rumah itu dulunya banyak pemuda, baik anak pemilik rumah yang semuanya pria (karena satu anak perempuan di kota lain) maupun anak indekos.

Majalah Penthouse akhir 1980-an di rumah Yogyakarta

Dulu ada banyak eh beberapa majalah hiburan pria di rumah itu. Dibawa dari luar negeri. Maklum belum zaman internet. Bahkan ponsel pun belum ada.

Majalah Penthouse akhir 1980-an di rumah Yogyakarta

Betulkah itu majalah porno? Kalau bicara Playboy dan Penthouse, gambar bugil sedikit. Yang kuat adalah di kolom, wawancara, laporan khas, dan kartun. Di Playboy kolom dan wawancaranya lebih berat – suatu hal yang di Indonesia pernah ditiru Matra (Tempo) dan Playboy Indonesia.

Larry King muda dalam Majalah Penthouse akhir 1980-an di rumah Yogyakarta

Foto bugil atau setengah telanjang lebih banyak berupa iklan premium call. Dulu paling banyak foto karya Suze Randall, bekas juru rawat.

Foto telanjang di Playboy dan Penthouse biasanya artistik, berlanggam glamour photography. Bahkan kadang bagian vulva disensor dengan dot hitam besar (bukan mozaik). Kredit foto lengkap: sejak penyedia lingerie, perhiasan, hingga rias wajah dan rambut.

Kalau mau menikmati pesta gambar ya baca saja Hustler bikinan Larry Flint plus aneka produk lain dari Paul Raymond. Salah satu iklan Hustler menampilkan sopir truk sedang rehat di bar. Mungkin itu targetnya. Setahu saya, Hustler tak punya edisi khusus cewek kampus (tentu nude) lengkap dengan nama universitas dan fakultas seperti Playboy dan Penthouse. Tolong dikoreksi kalau saya salah.

Mana contoh gambar edisi kertas di Penthouse? Oh ternyata sudah dilepas dari jilidan dengan merobeknya secara mepet.

Halaman hilang dalam Majalah Penthouse akhir 1980-an di rumah Yogyakarta

Iklan majalah pria zaman dulu, termasuk majalah sport dan majalah musik, selalu ada rokok dan minuman keras. Saat itu regulasi tembakau belum ketat. Tentu ada pula majalah wanita yang memuat iklan rokok.

Iklan rokok dalam Majalah Penthouse akhir 1980-an di rumah Yogyakarta

Salah satu andalan Penthouse adalah rubrik konsultasi seks Xaviera Hollander, mantan PSK Belanda kelahiran Surabaya. Dulu nama dia tenar nian.

Untuk kartun, Penthouse pakai gaya naif dan sarkastis. Kurang sophisticated. Tak beda dari majalah pria lain yang lebih hot.

Kartun dalam Majalah Penthouse akhir 1980-an di rumah Yogyakarta

Lalu apa moral cerita dari posting ini? Dulu zaman pra-internet repot banget cari konten hiburan dewasa.

Selain itu, mereka yang dulu jadi pembaca konten dewasa sekarang sudah lansia. Lebih mudah anak dan cucu mereka dalam menikmati sajian dewasa, dengan konten dari publik untuk publik. Bahkan dari personal ke personal lalu ada yang bocor ke publik.