Malam menjelang pukul sepuluh di Stasiun Cawang, Jakarta Selatan (ya, bukan Jaktim), saya melihat bayangan gelap di titik menuju ujung platform duduk sendirian dalam sepi. Ada nyala layar ponsel di tangannya.
Karena saya kurang kerjaan, saya turuti dorongan impulsif saya: mendekat lalu melewatinya, tapi kemudian saya balik lagi karena lajur itu mentok.
Dia pun menanya saya mau apa. Dalam keremangan karena tubuhnya tertutup bayangan saya, tampaklah celana kargo biru tua dan kaus biru tua yang dia kenakan. Itu seragam satpam. Rupanya dia sedang tak bertugas karena hanya bersandal jepit.
Tetapi dia wajib mencurigai saya, mau apa seseorang saat malam berjalan ke ujung peron. Jangan-jangan mau bunuh diri.
Dia tak menjawab ketika saya tanya sedang apa. Malah dia terus mengamati saya. Untunglah itu satpam bukan penjahat.
Kalau stasiun masih terbuka seperti dulu saya tak mau cari masalah mendatangi orang tak jelas di kegelapan.