Ya, bagi saya. Terutama saat terburu-buru. Apalagi dalam temaram. Sudah begitu hampir semua uang tak pakai pemisah desimal, entah titik entah koma. Mata saya pun siwer.
Kalau dapat Rp2.000 padahal mestinya Rp20.000, penjual pun protes tanpa amarah. Kadang disertasi senyum dan hiburan, “Orang lain juga banyak yang keliru.”
Transaksi non-tunai (atau nirtunai?) mempercepat laju kepikunan terhadap uang kertas.