Pada sebuah meja seorang perempuan di sebuah kantor saya lihat kotak sumbangan. Uangnya bisa untuk beli gorengan. Tertulis di kotak: susu tante. Sumbangan sukarela tanpa tekanan.
Istilah ini sudah lama banget muncul, pertengahan 1970-an, saat gema perjuangan kesetaraan melawan bahasa patriarkal belum meluas.
Susu tante menjadi gurauan masyarakat saat pemerintah, melalui Pangkopkamtib Soedomo, mewacanakan pemberantasan pungutan liar.
Saat itu pula istilah pungli makin bergaung.