Inilah repotnya gaya hidup. Yang ramah lingkungan bisa lebih mahal. Misalnya tisu kecokelatan hasil daur ulang. Harganya lebih mahal daripada tisu biasa yang memakai pemutih karena biaya daur ulang lebih besar. Maka tak semua kedai menyediakan tisu cokelat ini.
Tapi namanya juga gaya, mestinya biaya bukan masalah. Maka kelas menengah – tanpa label meledek “ngehek” – mestinya memang menjadi pendorong perubahan.
Eh, kelas menengah itu yang gimana sih?