Gedung ini tak terlalu tinggi. Bagian luar, termasuk kaca, dapat dibersihkan hanya dengan mendirikan steger. Tak perlu gondola. Meskipun tetap saja ada risiko jatuh.
Karena saya berdiri di lorong yang diapit kaca para petugas dapat melihat saya memotret. Namun mereka terus bekerja tak membalas lambaian tangan saya.
Di gedung lain, yang berbeda saya pernah mengetuk kaca dari dalam ruang sekadar menyapa. Biasanya ada respons.
Kali ini lorong tempat saya berdiri seperti wot atawa jembatan karena tak memepet kaca. Saya tidak bisa iseng menyapa.
Maaf saya bohong. Tanpa mengetuk kaca pun sebenarnya bisa karena kaca dipasang sebagai kisi-kisi besar. Ada celah untuk suara. Mirip bilah jendela nako besar.