↻ Lama baca < 1 menit ↬

Sore tadi menjelang pukul enam saya harus segera minggir karena dari belakang ada bajaj melaju di atas trotoar.

Saya jarang berjalan kaki di Jalan Suryopranoto, Jakarta Pusat, pada saat jam bubaran kantor sehingga tak kenal adab bajaj di sana.

Ternyata tak hanya satu bajaj yang ngawur. Enam kali saya disalip bajaj. Misalkan ada seorang tunanetra sedang berjalan di atas garis kuning mungkin akan mereka senggol.

Adab berlalu lintas di kampung raksasa bernama Jakarta ini memang mengerikan. Sepeda motor melaju di trotoar dianggap biasa. Lantas bajaj nekat juga dianggap biasa.

Setelah ini mikrolet dan metromini berlagak gila mungkin juga dianggap biasa.