↻ Lama baca < 1 menit ↬

Dalam keremangan ruang di bawah tangga gereja tua aku lihat salib kayu berposisi roboh. Mungkin masalah kepraktisan saja dalam penyimpanan.

Jika posisi ini terjadi karena kesengajaan pihak di luar gereja, di ruang publik pula, mungkin persoalan menjadi serius karena menyangkut lambang.

Sempat terpikir begitu karena masyarakat saat ini gampang tergosok.

Bagi sebagian orang, pembelaan terhadap lambang sakral berarti pembelaan terhadap suatu agama dan bahkan Tuhan. Apakah Tuhan masih butuh dibela, jika perlu harus mengenyahkan nyawa orang lain?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *