Saya pikir bukan kardus Monami. Karena beda dari yang saya kenal. Desain baru tampak modern dan memuda, serta mengindonesia. Selaras dengan gaya saudaranya, Sate Khas Senayan, misalnya dalam hidangan, dekorasi, dan seragam pramusaji. Bahkan kedai ini menjual komik wayang karya Teguh Santosa.
Monami kini tampak bukan lagi penganan, berupa jajan pasar, kegemaran angkatan lama. Semoga pegawai kantor usia 25-30 tak menganggapnya sebagai hidangan senior yang akan pensiun.
Tentang jenama, Monami kadang dibaca ala Prancis, mon ami, dengan suara agak bindeng eh sengau.
Meskipun logo sudah berubah dalam kemasan, tampilan di situs Monami Bakery masih menggunakan desain lama. Rasa tetap terjaga.
*) Bukan posting berbayar maupun titipan lho. Tapi tak berarti artikel tanpa catatan adalah konten komersial. 😁