Ojek Jawa, palang kereta, dan payudara

▒ Lama baca < 1 menit

Lagi, saya menuduh pembuat tulisan ini orang Jawa. Dalam bahasa Jawa, bunyi suku kata berakhiran “g” dibaca lebih dalam daripada “k”.

Tapi bahasa Jawa dialek Tegal dan Banyumas membunyikan “k” dengan suara dalam. Di sisi lain, orang Sunda mengucapkan “bapa” sebagai “bapak” dengan “k” ringan. Demikian pula terhadap “baso” yang dilafalkan “bakso”.

Mungkin merujuk grobag dan gudheg, pembuat papan nama ini menuliskan “ojeg”.

Orang Jawa mengenal tètèg dan tètèk. Yang pertama adalah palang lintasan kereta. Yang kedua adalah payudara.

Lalu ada pula têtêg. Artinya teguh, kukuh, tabah.

Tinggalkan Balasan