Obral. Kata ini terasa kedaluwarsa. Sama jadulnya dengan korting. Penuturnya akan ditertawakan, bahkan oleh orang sebaya.
Dari luar etalase, maneken pria seperti mengamati apa saja yang diburu pembelanja.
Sementara sejawatnya, maneken lain, berkacak pinggang, seolah menanyai pengunjung mal yang melintas di depan etalase, “Emang kalian nggak mampu beli barang diskonan?”