↻ Lama baca < 1 menit ↬


Bermula dari menerangkan Raminten, tokoh dalam pentas ketoprak, lalu menjadi jenama kedai nasi kucing, dan seterusnya hingga besar dan bercabang di Yogyakarta.

Tentu tidak tiba-tiba. Toh sebelumnya, akhir 1980-an sampai awal 1990-an, Hamzah Sulaiman, pria yang menjadi si Raminten itu, juga membuka rumah makan dengan menu rumahan, di bawah bendera Mirota,  bisnis keluarganya.

Untuk urusan seni pertunjukan, Hamzah yang berbisnis batik ini sudah memulai dengan tari modern di kotanya. Dulu dia punya kelompok Glass and Dolls.

Bisa dimaklumi jika Raminten Pakem memiliki sajian pertunjukan tari, oleh para karyawan kedai. 

4 thoughts on “Pak Raminten kian maju 

    1. Betul, ini yang di Pakem. Yang di Kota Baru lebih kecil dan temaram, ada kandang kudanya, buka sampai pagi. Tapi itu dulu.

      Sebelumnya kan sempat buat resto masakan Jawa. Kadang ketemu teman Yogya, termasuk editor foto Bernas yang pelukis itu, di sana.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *