Pak Raminten kian maju 

▒ Lama baca < 1 menit


Bermula dari menerangkan Raminten, tokoh dalam pentas ketoprak, lalu menjadi jenama kedai nasi kucing, dan seterusnya hingga besar dan bercabang di Yogyakarta.

Tentu tidak tiba-tiba. Toh sebelumnya, akhir 1980-an sampai awal 1990-an, Hamzah Sulaiman, pria yang menjadi si Raminten itu, juga membuka rumah makan dengan menu rumahan, di bawah bendera Mirota,  bisnis keluarganya.

Untuk urusan seni pertunjukan, Hamzah yang berbisnis batik ini sudah memulai dengan tari modern di kotanya. Dulu dia punya kelompok Glass and Dolls.

Bisa dimaklumi jika Raminten Pakem memiliki sajian pertunjukan tari, oleh para karyawan kedai. 

4 Comments

junianto Minggu 21 November 2021 ~ 08.59 Reply

Editor foto Bernas yg pelukis itu bukannya Mas Hari Budiono JJ?

Pemilik Blog Minggu 21 November 2021 ~ 09.00 Reply

Yes! Beliau orangnya.

junianto Sabtu 20 November 2021 ~ 22.48 Reply

Ini bukan yg agak dekat eks ktr sy, tribun jogja, ya paman?

(ktr tribun = eks ktr bernas/jejer TB gramedia)

Pemilik Blog Minggu 21 November 2021 ~ 07.19 Reply

Betul, ini yang di Pakem. Yang di Kota Baru lebih kecil dan temaram, ada kandang kudanya, buka sampai pagi. Tapi itu dulu.

Sebelumnya kan sempat buat resto masakan Jawa. Kadang ketemu teman Yogya, termasuk editor foto Bernas yang pelukis itu, di sana.

Tinggalkan Balasan