Saya yang payah: tak segera dapat membaca dan tak punya rasa humor. Ketika tiba di halaman depan kedai yang diteduhi pepohonan, lalu melihat tancapan pelat nomor di lapak parkiran, saya segera menengok ke kapling lain. Ternyata sama: ditancapi pelat nomor. Bingung juga saya, tak ada parkiran untuk umum. Seorang tukang kebun bilang, “Langsung parkir saja, Pak!”
Parkir Eksklusif?
▒ Lama baca < 1 menit