Saya pertama kali tahu warung ini sekitar lima tahun lalu, pada suatu senja saat lampu kedai dan rumah-rumah di Little Tokyo, Blok M, Jaksel, mulai menyala dan sejumlah mbak maupun teteh dengan rok mini tinggi tampak kerepotan ketika membungkuk apalagi duduk di atas dingklik di depan warung ini. Saya pernah memotretnya tapi hasilnya jelek.
Warung ini masih ada. Berlokasi di sebuah bangunan bekas kantor yang bertetangga dengan aneka tempat yang kerap berganti nama dagang untuk orang Jepang. Yang disebut jendela warung adalah bagian bawah dari jendela kaca yang dulunya tak dirancang untuk buka-tutup.
Warung ini menjual nasi, lauk, dan aneka penganan. Minuman juga ada. Pembelinya adalah pekerja di kawasan itu — termasuk sejumlah mbak dan teteh wangi dengan riasan tebal dan rok mini tinggi atau hot pants saat senja datang. Kalau ingin bertatap muka dengan si ibu yang menjual, pembeli harus membungkuk. Atau duduk di atas dingklik.