Sudah dua bulan Transjakarta menggunakan kartu elektronis pengganti karcis kertas. Dulu pada awalnya sempat juga TJ menggunakan kartu plastik yang dipinjamkan kepada penumpang — dan berbahagialah yang masih menyimpan artefak berupa kartu plastik.
Kalau artefak berupa karcis kertas, ada yang iseng menyisipkannya ke dalam bingkai plastik pegangan tangan. Misalnya dalam bus koridor 9 Pinangranti-Pluit. Mungkin untuk kenang-kenangan. Pegangan bening itu dirancang untuk media iklan.
Eh, sebentar… karcis atau tiket? Kata “karcis” semakin arkais, nanti pengucapnya takut dibilang jadul tidak move on. Karcis hanya menjadi jawaban dalam TTS. Transjakarta menggunakan kata “tiket”. Kalau HTM? Untuk tontonan.