Di mana-mana begitu. Maksud saya di banyak tempat, bukan di setiap tempat, ada peraturan wajib lapor bagi tamu yang menginap — misalnya di Mrican, Salatiga, Jateng. Dulu saya berpikir itu karena perda, dan menurut artikel Hendri F. Isnaeni dalam Historia, wajib lapor itu ada sejak zaman Hindia Belanda. Dalam praktik ada yang diberlakukan ada yang tidak, tergantung permukimannya. Bisa juga kalau sedang ada kewaspadaan terhadap terorisme seperti di Curug, Tangerang.
Lho emang kalo lapor nggak akan dinterogasi? “Selamat malam Pak RT, tadi malam saya ke sini mau lapor kalau nggak bisa pulang soalnya kampung sini dikepung banjir. Tapi semalem Bapak nggak ada makanya baru pagi saya lapor.”
Pak RT: “Mhhhh… iya, iya ngerti. Emang situ nginep di mana?”
“Di rumah Nining, Pak.”
“Dia janda, situ nginep. Tapi yang punya rumah itu mau janda mau lajang, nggak baik laki-laki nginep di rumah perempuan yang hidup sendiri. Sebaiknya segera nikah.”
“Maaf, apakah Bapak walinya Nining?”