↻ Lama baca < 1 menit ↬

Sudah jamak jika mempelai sekarang memiliki foto-foto prewedding/wedding/engagement. Saya akan menikmatinya karena suka gambar, dan mungkin juga karena waktu muda dulu saya tak mengalami pembuatan foto pranikah dengan sesi khusus – lagi pula pada era fotografi berfilm, urusan potret memotret itu mahal.

Kembali ke pemampangan foto ternyata itu bukan hakl mudah bagi penata resepsi. Besar ataupun kecil fotonya, penempatan foto juga berkaitan dengan kesesakan ruang, pencahayaan, dan pengaturan alir tamu. Foto-foto yang menarik bisa terlewatkan karena tetamu sibuk mencari tetamu lain dan menikmati hidangan.

Mungkin kriteria “sukses” dalam pemampangan foto adalah jika bisa menjadi latar dalam selfie. Atau perlu meniru acara hiburan (lho, bukannya resepsi juga hiburan?): ada latar berupa foto pranikah mempelai, dan ada fotogrefer siap siaga, untuk menjepret tamu yang barusan tiba.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *