Saya masih sering terkesan oleh dummy atau roti-rotian. Karena tahu itu bukan roti maka saya tergoda menyentuhnya. Di Jakarta salah satu penyedia jasa pembuatan replika makanan saya lihat ada di Jalan Hasyim Ashari tapi saya belum pernah masuk.
Tentang roti-rotian, ituah kekayaan bahasa kita. Sebagian bentukan kata ulang dengan akhiran “an” bisa diartikan tak bersungguh-sungguh: “mobil-mobilan”, “rumah-rumahan”. Kalau “pacar-pacaran” baru dengar dari lagu PMR dan saya anggap itu kreatif, memperkaya bahasa dengan melambungkan sebuah kata menjadi lebih dikenal. :)