Buah jeruk ini dijual di Jatikramat, Bekasi, Jabar. Tak jelas asal-usulnya karena tak disebutkan dalam kotak buah. Nyatanya jeruk ini “export quality” — entah di mata siapa.
Ah, lebih jelas pasar CD musik, baik di Indonesia maupun luar negeri. Kalau memang terimpor ditulisi “imported” — oh ya, bentuk pasif “imported” itu apa bahasa Indonesianya?
Soal impor buah ini memang bisa merepotkan, sampai pelabuhan kedatangannya pun sempat diulur hingga Tanjugperak, Surabaya, bukan lagi di Tanjungpriok, Jakarta. Harga jadi naik karena tarif angkutan, itu soal lain. Menarik jika mengikuti alam pikiran awam: untuk menghadapi buah impor tanamlah sendiri dengan hasil yang sama kualitasnya dan harganya murah.
Hmmmhhh… soal buah impor ini juga bisa dibikin peka. Jeruk dari Israel dikatakan dari Cina eh Tiongkok. Kalau jeruk itu hasil bumi tanah teraneksasi, merampas tanah orang Palestina untuk permukiman dan pertanian, nah… tak perlu kita impor.