Saya menyebutnya puspanyidra karena nama itu yang saya dengar dari Ibu saat saya berusia delapan. Baru sekian tahun kemudian saya tahu orang-orang menyebutnya bunga kana, dan penyebutan saya dianggap kurang meng-kota. Di ujung kompleks saya, pada tepian sebuah jalan buntu, saya temukan puspanyidra jingga.
Ah, jalan buntu itu! Banyak hal telah berubah. Yang dulu empang dan sawah (lupa-lupa ingat di sana pernah ada orang membuat batu bata) kini jadi permukaman lain, kompleks tetangga. Kalaupun masih ada lahan terbuka sudah terpagari. Dulu itu kapan? Dua puluh tahun silam. Alangkah cepatnya waktu berlari. Dan saya kian menua. :)