ULAH PARTAI. BAGI CALEG, KALAH TAK MASALAH? | Baru kemarin saya dengar dan tahu Destiara Talita. Dia jadi pembicaraan karena dia model, beberapa kali difoto dalam busana seksi, akhirnya jadi caleg PKPI untuk Cirebon dan Indramayu. Akun Twitter dia (@TataaLitaa) juga sering berbagi foto diri. Apakah dia cantik? Semua wanita cantik dan semua pria ganteng.
Tapi lebih menarik ini: “Nggak cuma model, semua orang berhak untuk menjadi caleg.” (Destiara dalam video PopularMagazine, 21 Januari 2014). Saya sepakat.
Apa rencana dia setelah jadi legislator, anggap saja sama dengan caleg lain. Kalau punya tekad baik saja salah karena bunyinya generik, walah… itu kesalahan tim sukses.
Lalu ada yang mempertanyakan, selama ini dia tak terbukti punya kepedulian yang layak ditunjukkan seorang caleg. Wawancara dalam video pun tak mengesankan, kata seseorang. Nah! Justru itu.
Kalau soal kualitas (termasuk di dalamnya juga reputasi) menjadi ukuran, kenapa caleg lain yang tidak cantik (karena pria), tidak tampil seksi (apapun kelaminnya), tak dipersoalkan?
Ternyata cantik dan seksi itu bisa tidak menguntungkan. Kalau dia/mereka memiliki kelebihan di luar pasal ragawi, cuma dianggap sebagai nilai plus. Kalau dia/mereka belum menunjukkan nilai plus, dan ingin jadi legislator atau kepala daerah, persoalannya bukan penghilangan nilai plus tapi malah ditambahi hukuman berupa tudingan tidak tahu diri.
Sebelum Destiara ada Camel Petir, penyanyi dangdut yang menjadi caleg PKPI. Sebelumnya lagi ada Angel Lelga yang menjadi caleg PPP. Komentar sebagian orang bernada sama: mempertanyakan kelayakan mereka.
Bukan salah mereka. Mestinya yang tak setuju itu meledek partai — bahwa calegnya tersindir, itu lain soal. Apakah karena kuota perempuan dalam komposisi legislator di parlemen maka partai menempuh cara apa saja, yang penting dagangan laku?
Hmmm… seperti kios di pengkolan: dulu menjual rokok dan kupon togel. Lalu berubah: menjual rokok dan pulsa. Misalkan togel kembali laku keras? Ya jual rokok, togel, dan pulsa — tapi togel di sini berarti “tauco gelap” #kriuk #krauk. Awalnya sih kios hanya jual rokok. Namanya juga usaha.
Dari sisi caleg yang berprofesi di dunia hiburan, bisa saja muncul tudingan, “Buat mereka kalah nggak masalah. Habis pemilu kan namanya udah tambah dikenal orang. Biaya nyaleg dan coverage apa reachment-nya gitu kan bisa jadi murah.”
Ah, mosok to? Benar tidaknya saya tak tahu karena tak menanya masing-masing caleg seksi itu. Oh ya, tentang judul tidak bisa saya pertukarkan kata-katanya menjadi “Caleg Jadi Cantik dan Seksi”. Maaf.
© Foto-foto: • Destiara: Male Magazine • Angel Lelga: akun Twitter @Angel88Lelga • Kalender: tidak diketahui • Camel Petir: tidak diketahui